Minggu, 21 Oktober 2018




KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA 
KEBUDAYAAN KABUPATEN SUKABUMI 
Kelas A/Semester 3 



  
Endang Nurfadilah  0441-15-001 




PRODI ILMU KOMUNIKASI 
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA 
UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 
2016 
KATA PENGANTAR 
Seiring dengan kemajuan jaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku, kini sudah hampir punah. Pada umumnya masyarakat merasa gengsi dan malu apabila masih mempertahankan dan menggunakan budaya lokal atau budaya daerah. Kebanyakan masyarakat memilih untuk menampilkan dan menggunakan kesenian dan budaya modern daripada budaya yang berasal dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah atau budaya lokal lah yang sangat sesuai dengan kepribadian bangsanya.  Mereka lebih memilih dan berpindah ke budaya asing yang belum tetntu sesuai dengan keperibadian bangsa bahkan masyarakat lebih merasa bangga terhadap budaya asing daripada budaya yang berasal dari daerahnya sendiri.   Besar harapan saya, semoga dengan dibuatnya makalah yang berjudul ‘Kebudayaan Kabupaten Sukabumi’ yang didalamnya membahas tentang kebudayaan yang berasal dari daerah Kabupaten Sukabumi ini menjadikan bertambahnya wawasan mengenai kebudayaan di daerah Sukabumi yang ahirnya akan membuat masyarakat menjadi merasa bangga terhadap budaya daerahnya sendiri. 


       Bogor, Desember 2016 










BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Kebudayaan merupakan perilaku atau kebiasaan yang dilakukan suatu masyarakat .Banyak hal yang dapat kita sebut sebagai kebudayaan. Setiap daerah memiliki kebiasaan atau tradisi yang berbeda-beda. Bahkan bukan hanya perbedaan yang diperoleh antar kota. Terkadang setiap  kebiasaan bisa saja berbeda hanya karena berbeda kampung. Jawa Barat  merupakan masyarakat yang masih memegang teguh akan kepercayaannya terhadap tradisi-tradisi yang dilakukan leluhurnya. Termasuk daerah Kabupaten Sukabumi yang memiliki banyak tradisi yang mungkin sama atau justru berbeda dengan budaya-budaya di daerah lain. Oleh karena itu, tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk menjabarkan tentang kebudayaan-kebudayaan yang ada di daerah Kabupaten Sukabumi. Mengingat sudah banyak masyarakat khususnya para remaja yang sudah melupakan tradisi dari daerahnya sendiri. Untuk itu, besar harapan kami untuk kembali menyampaiakan beberapa kajian mengenai kebudayaan di daerah Kabupaten Sukabumi agar masyarakat mengingat kembali atau bahkan membiasakan kembali tradisi-tradisi yang hampir punah tersebut.  
B. Tujuan 
Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk mengingatkan kembali tradisi-tradisi yang ada di daerah Kab Sukabumi kepada masyarakat guna memberikan pengaruh baik secara kognitif, behavioral dan afektif . 
C. Manfaat 1. Memberikan pengetahuan dan pengaruh kognitif, behavioral serta afektif  mengenai kebudayaan yang ada di daerah Kabupaten Sukabumi 2. Memberikan pemahaman mengenai makna dan tujuan dari dilakukannya kebudayaan yang ada di daerah Kabupaten Sukabumi. 



BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 Pernikahan 
Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial.1  
2.1.1 Bentuk-bentuk  Tradisi Pernikahan 
Upacara sebelum akad nikah pada upacara ini biasanya dilaksanakan adat :  
1. Neundeun Omong : yaitu kunjungan orang tua jejaka kepada orang tua si gadis untuk bersilaturahmi dan menyimpan pesan bahwa kelak anak gadisnya akan dilamar.  2. Ngalamar : nanyaan atau nyeureuhan yaitu kunjungan orang tua jejaka untuk meminang/melamar si gadis, dalam kunjungan tersebut dibahas pula mengenai rencana waktu penikahannya.  3. Seserahan: yaitu menyerahkan si jejaka calon pengantin pria kepada calon mertuanya untuk dikawinkan kepada si gadis. Pada acara ini biasa dihadiri oleh para kerabat terdekat, di samping menyerahkan calon pengantin pria juga barang-barang berupa uang, pakaian, perhiasan, kosmetik dan perlengkapan wanita, dalam hal ini tergantung pula pada kemampuan pihak calon pengantin pria.  4. Munjungan/sungkeman : yaitu kedua mempelai sungkem kepada kedua orang tua mempelai untuk memohon do’a restu.  5. Upacara Sawer (Nyawer): perlengkapan yang diperlukan adalah sebuah bokor yang berisi beras kuning, uang kecil receh /logam, bunga, dan permen.  6. Upacara Nincak Endog 7. Upacara membakar ibu jari mempelai wanita dengan harupat. 8. Upacara Basuh kaki oleh mempelai wanita menggunakan kendi lalu dilemparkan. 
                                                          
 1 https://id.wikipedia.org/wiki/Pernikahan 
Catatan : Bentuk upacara nomor 6 7 8 yaitu setelah upacara nyawer kedua mempelai mendekati tangga rumah , di sana telah tersedia perlengkapan seperti sebuah ajug/lilin, seikat harupat (sagar enau) berisikan 7 batang, sebuah tunjangan atau barera (alat tenun tradisional) yang diikat kain tenun poleng, sebuah elekan, sebutir telur ayam mentah, sebuah kendi berisi air, dan batu pipisan, semua perlengkapan ini mempunyai perlambang. Dalam pelaksanaannya lilin dinyalakan, mempelai wanita membakar ujung harupat selanjutnya dibuang, lalu mempelai pria menginjak telur, setelah itu kakinya ditaruh di atas batu pipisan untuk dibasuh air kendi oleh mempelai wanita dan kendinya langsung dihempaskan ke tanah hingga hancur. Makna dari upacara ini adalah menggambarkan pengabdian seorang istri kepada suaminya. 
9. Upacara Buka Pintu : upacara ini dilaksanakan setelah upacara nincak endog, mempelai wanita masuk ke dalam rumah sedangkan mempelai pria menunggu di luar, hal ini menunjukan bahwa mempelai wanita belum mau membukakan pintu sebelum mempelai pria kedengaran mengucapkan sahadat. Maksud upacara ini untuk meyakinkan kebenarannya beragama Islam. Setelah membacakan sahadat pintu dibuka dan mempelai pria dipersilakan masuk.  10. Upacara Huap Lingkung : Kedua mempelai duduk bersanding, yang wanita di sebelah kiri pria, di depan mempelai telah tersedia adep-adep yaitu nasi kuning dan bakakak ayam (panggang ayam yang bagian dadanya dibelah dua). Mula-mula bakakak ayam dipegang kedua mempelai lalu saling tarik menarik hingga menjadi dua. Siapa yang mendapatkan bagian terbesar dialah yang akan memperoleh rejeki besar diantara keduanya. Setelah itu kedua mempelai huap lingkung , saling menyuapi. Upacara ini dimaksudkan agar kedua mempelai harus saling memberi tanpa batas, dengan tulus dan ikhlas sepenuh hati.  

2.2 Kematian 
Pada garis besarnya rangkaian upacara adat kematian dapat digambarkan sebagai berikut: memandikan mayat, mengkafani mayat, menyolatkan mayat, menguburkan mayat, menyusur tanah dan tahlilan, yaitu pembacaan do’a dan 
zikir kepada Allah SWT agar arwah orang yang baru meninggal dunia itu diampuni segala dosanya dan diterima amal ibadahnya, juga mendo’kan agar keluarga yang ditinggalkannya tetap tabah dan beriman dalam menghadapi cobaan. Tahlilan dilaksanakan di rumahnya, biasanya sore/malam hari pada hari pertama wafatnya (poena), tiluna (tiga harinya), tujuhna (tujuh harinya), matangpuluh (empat puluh harinya), natus (seratus hari), mendak taun (satu tahunnya), dan newu (seribu harinya) 
2.2.1 Tradisi Unik dari Kematian 
1. Pasaran atau Ngolongan Mayit : adalah kegiatan yang di lakukan oleh keluarga yang di tinggalkan pada saat mayat akan digotong atau di antarkan ke pemakaman, kegiatan ini dilakukan agar keluarga yang di tinggalkan tidak terlalu berlarut-larut dalam kesedihan. 2. Nyiuhan : adalah kegiatan yang dilakukan keluarga biasanya anak pertama yang memayungi mayat pada saat diantarkan ke makam. Tujuan dari tradisi ini untuk menghormati manusia sebagai ciptaan Allah meskipun dalam keadaan sudah meninggal dunia. 3. Mahanan : adalah kegitan sejumlah keluarga atau sanak saudara yang berdoa sambil memegang tanah setelah doa selesai dilakukan tanah tersebut di jatuhkan kedalam makam. 4. Ngemang : adalah kegiatan orang-orang yang merasa ikut berduka cita sehingga mengungkapkannya dengan menaru bunga-bunga sebagai tanda bahwa manusia tersebut ikut mengantarkan mayat tersebut sampai proses akhir dari kematian yaitu penguburan. 5.  Kias : adalah proses membelah piring dengan pakarang atau palu arit sampai piring tersebut pecah dan diletakan di atas makam bersama dengan botol-botol aqua, gelas dan pernak pernik lainnya yang paling umum digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari  tradisi tersebut belum diketahui oleh narasumsber yang saya wawancarai. 

2.3 Kelahiran  
Pada garis besarnya rangkaian upacara adat kelahiran dapat digambarkan sebagai berikut: 
Upacara Mengandung Empat Bulan, Upacara Mengandung Tujuh Bulan/Tingkeban, Upacara Mengandung Sembilan Bulan, Upacara Reuneuh Mundingeun, Marhabaan selama 7 hari.  
Catatan :    Upacara Reuneuh Mundingeun dilaksanakan apabila perempuan yang mengandung lebih dari sembilan bulan,bahkan ada yang sampai 12 bulan tetapi belum melahirkan juga, perempuan yang hamil itu disebut Reuneuh Mundingeun, seperti munding atau kerbau yang bunting. Upacara ini diselenggarakan agar perempuan yang hamil tua itu segera melahirkan jangan seperti kerbau, dan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.  Pada pelaksanaannya leher perempuan itu dikalungi kolotok dan dituntun oleh indung beurang sambil membaca doa dibawa ke kandang kerbau. Kalau tidak ada kandang kerbau, cukup dengan mengelilingi rumah sebanyak tujuh kali. Perempuan yang hamil itu harus berbuat seperti kerbau dan menirukan bunyi kerbau sambil dituntun dan diiringkan oleh anak-anak yang memegang cambuk. Setelah mengelilingi kandang kerbau atau rumah, kemudian oleh indung beurang dimandikan dan disuruh masuk ke dalam rumah. Di kota pelaksanaan upacara ini sudah jarang dilaksanakan. 
2.3.1.   Tradisi Unik dari Kelahiran  
1. Diwewelan buuk  adalah kegiatan indung berang atau paraji yang memasukan rambutnya kedalam mulut ibu yang sedang melahirkan. Tradisi ini dilakukan setelah bayi lahir dan sedang proses menunggu keluarnya tembuni atau santen. Karena fungsi tradisi ini di percaya dapat mempercepat kelahiran tembuni tersebut. 2. Upacara Puput peusar Setelah bayi terlepas dari tali pusatnya, biasanya diadakan selamatan. Tali pusat yang sudah lepas itu oleh indung beurang dimasukkan ke dalam kanjut kundang . Seterusnya pusar bayi ditutup dengan uang logam/benggol yang telah dibungkus kasa atau kapas dan diikatkan pada perut bayi, maksudnya agar pusat bayi tidak dosol, menonjol ke luar. Ada juga pada saat upacara ini dilaksanakan sekaligus dengan pemberian nama bayi. Pada upacara ini dibacakan doa selamat, dan disediakan bubur merah bubur putih. 
3. Upacara Nenjrag Bumi  Upacara Nenjrag Bumi ialah upacara memukulkan alu ke bumi sebanyak tujuh kali di dekat bayi, atau cara lain yaitu bayi dibaringkan di atas pelupuh (lantai dari bambo yang dibelah-belah ), kemudian indung beurang menghentakkan kakinya ke pelupuh di dekat bayi. Maksud dan tujuan dari upacara ini ialah agar bayi kelak menjadi anak yang tidak lekas terkejut atau takut jika mendengar bunyi yang tiba-tiba dan menakutkan.  4. Upacara Nurunkeun  Upacara Nurunkeun ialah upacara pertama kali bayi dibawa ke halaman rumah, maksudnya mengenal lingkungan dan sebagai pemberitahuan kepada tetangga bahwa bayi itu sudah dapat digendong dibawa berjalan-jalan di halaman rumah. Upacara Nurun keun dilaksanakan setelah tujuh hari upacara Puput Puseur  5. Upacara Cukuran/Marhabaan  Upacara cukuran dimaksudkan untuk membersihkan atau menyucikan rambut bayi dari segala macam najis. Upacara cukuran atau marhabaan juga merupakan ungkapan syukuran atau terima kasih kepada Tuhan YME yang telah mengkaruniakan seorang anak yang telah lahir dengan selamat. 6. Kahuripan  Upacara Kahuripan adalah tradisi memberikan suatu tanda bahwa sudah ada anak yang lahir dengan seekor ayam dan ayam tersebut dilarang di potong sampai mati kecuali kalau bayinya sudah mencapai usia 7 Tahun.  7. Ngagelangan  Tradisi ini berupa memasangkan gelang pada bayi, ayam kahuripan, dan ibu dari anak tersebut. Sebelum digelangkan maka benang tersebut dibekali doa doa oleh paraji. Tradisi ini bertujuan mendoakan bayi dan ibu kandung agar panjang umur dan seandainya ada penyakit yang akan menimpanya dapat beralih pada Ayam tersebut. 8. Nguyup Duegan Tradisi ini adalah tradisi yang dilakukan oleh ibu yang melahirkan sebelum tembuni atau santen lahir guna memberikan tenaga kepada ibu untuk mempercepat kelahiran tembuni tersebut. 
9. Nguyup ci kiih  Tradisi ini jarang dilakukan dan hanya dilakukan apabila tembuni sangat sulit dan lama lahir, maka ibu yang melahirkan harus meminum air kencing suaminya. Suami harus kencing di dekat hawu atau kompor tradisional yang menggunakan kayu bakar.  
2.4. Bentuk Syukur 
Bentuk syukur yang dilakukan masyarakat sunda tak jauh dari ajaran agama islam, diantaranya berupa khitanan, akikah, qurban, mahinum. Kami akan mencoba mengkaji salah satu tradisi unik bentuk syukur yang biasa dilkukan di Kab. Sukabumi yaitu Khitanan 
2. 4.1. Tradisi Unik dari Khitanan 
1. Hajatan : tradisi ini tidak begitu unik atau aneh karena hampir semua melakukannya sebelum proses khitanan itu dilkukan. Kegiatan tradisi ini yaitu mengadakan seperti pesta atau bentuk syukuran yang mana masyarakat menjadi tahu bahwa di rumah tersebut akan di adakan khitanan. Masyarakat yang datang biasanya membawa uang atau beras yang nantinya akan diberi makanan asinan atau manisan beserta makanan pokoknya juga. 
2. Ibu dan Bapaknya dilarang Untuk Tidur  
Pada saat keesoan harinya akan dilaksanakan acara khitanan maka di malam harinya ibu dan bapak dari anak tersebut dilarang untuk tidur. Tradisi ini dilakukan agar proses khitanannya lancar. Bila ibu dan bapak dari anak tersebut tidur masyarakat mempercayainya bahwa kemaluan bayi tersebut menjadi rapat atau sulit putus.  
3. Pengobatan Menggunakan Jawer Kotok  
Tradisi ini dilakukan setelah khitanan itu dilakukan, kemaluan anak yang baru saja di hitan harus rutin diolesi dengan daun jawer kotok ( Jawer Kotot adalah daun yang dipercaya dapat mengeringkan luka dan biasanya daun ini terdapat di pinggiran kolam ikan atau sawah secara sengaja di tanam ) 
2.5. Stereotip 
Stereotipe adalah penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan Stereotipe 
merupakan jalan pintas pemikiran yang dilakukan secara intuitif oleh manusia untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam pengambilan keputusan secara cepat Namun, stereotipe dapat berupa prasangka positif dan juga negatif. Secara sederhana stereotip dapat diartikan sebagai asumsi yang salah.2  
Hampir setiap daerah memiliki stereotip dari daerah lain. Begitu juga dengan daerah Kabupaten Sukabumi. Seperti yang bisa kita baca pengertian dari stereotip itu dapat berupa asumsi yang negatif atau positif. Maka kami akan mengulas kedua asumsi negatif dan positif tersebut. 
2.5.1. Negatif 
Berikut ini asumsi-asumsi yang sering kami temui dari daerah luar, diantaranya: 
1. Tukang teluh ( santet )  Santet adalah upaya seseorang untuk mencelakai orang lain dari jarak jauh dengan menggunakan ilmu hitam. Santet dilakukan menggunakan berbagai macam media antara lain rambut, foto, boneka, dupa, rupa-rupa kembang, paku dan lain-lain. Seseorang yang terkena santet akan berakibat cacat atau meninggal dunia. Santet sering di lakukan orang yang mempunyai dendam karena sakit hati kepada orang lain.3 

Daerah kabupaten sukabumi Khususnya daerah Jampang sangat terkenal dengan asumsi sebagai tukang teluh. Faktanya, tidak semua masyarakat Kabupaten sukabumi seperti itu bahkan menurut sepengetahuan saya ini sangat jarang sekali di temukan. Namun, tak sedikit juga dari keluarga saya yang pernah menderita penyakit-penyakit aneh seperti muntah paku, gillette, dan benda-benda tajam lainnya. Namun, keanehan saya dipatahkan begitu saja ketika saya bertanya terhadap salah seorang teman saya yang berasal dari Idaho, washington DC, America serikat. Ia mengatakan bahwa penyakit seperti itu jusrtu banyak di jumpai di daerahnya. Tanpa sedikitpun memikirkan bahwa penyakit itu merupakan penyakit kiriman. Bahkan cara pengobatannya pun sangat berbeda, mereka 
                                                          
 2 https://id.wikipedia.org/wiki/Stereotipe 3 https://id.wikipedia.org/wiki/Santet 
lebih memilih untuk ke dokter dan di operasi sehingga benda-benda tajamnya dapat diambil secara langsung tanpa menunggu dimuntahkan.  2. Pesugihan Daerah kabupaten Sukabumi kerap kali dijuliki dengan daerah pesugihan. Ini dibuktikan ketika saya pertama kali ke Bogor ketika saya menyebut nama Jampang mereka dengan sigap mengatakan kembali bahwa mereka percaya dengan kepemilikan harta orang Kab Sukabumi khususnya Jampang surade terkenal dengan rumah yang serba besar dan dinobatkan sebagai hasil dari pesugihan.  3. Cerewet atau Bawel Banyak masyarakat luar yang beranggapan bahwa perempuan-perempuan yang ada di Kab Sukabumi cenderung cerewet. Istilah lain dalam bahasa sundanya yaitu togmol dalam berbicara. Selain itu, banyak yang berasumsi juga bahwa masyarakat pedesaannya cenderung keras saat berbicara. Mungkin ini dipengaruhi dengan lingkungannya yang berdekatan dengan pantai.  

2.5.2.  Positif 1. Ramah Masyarakat luar sering kali menganggap bahwa masyarakat kabupaten sukabumi sangatlah ramah. Tetapi nyatanya ramah yang banyak diasumsikan oleh khalayak lain itu biasanya terjadi jika bertemu dengan orang baru. Dan ini di rasakan langsung oleh saya, ketika melakukan perjalanan ke sebuah pantai dengan menggunakan sepeda motor dan diperjalanan kerap kali berpapasan dengan banyak orang yang sama-sama menggunakan motor dan sepanjang perjalanan itu klakson motor dan lambaian tangan tetap dilakukannya.  2. Mudah bersosialisasi Masyarakat sunda khususnya sukabumi juga banyak di nobatkan sebagai masyarakat yang mudah dalam bersosialisasi sehingga mudah membangun kebersamaan dengan masyarakat luar. Selain itu juga mudah dalam melakukan gotong royong seperti kerja bakti membersihkan jalan dan membantu dalam proses pembangunan rumah-rumah para tetangganya.  3. Gigih dan Pekerja Keras  
Masyarakat sukabumi memang dikenal dengan giat dalam bekerja terutana yang mengandalkan fisiknya. Meskipun demikian, stereotip baru dapat muncul karena banyak masyarakat luar sukabumi yang menganggap bahwa masyarakat sukabumi hanya giat dalam pekerjaan yang mengandalkan fisik tetapi malas untuk berfikir atau belajar. 

2.6 Etnosentrisme  Etnosentrisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai dan standar budaya sendiri. Orang-orang etnosentris menilai kelompok lain relatif terhadap kelompok atau kebudayaannya sendiri, khususnya bila berkaitan dengan bahasa, perilaku, kebiasaan, dan agama. Perbedaan dan pembagian etnis ini mendefinisikan kekhasan identitas budaya setiap suku bangsa. Etnosentrisme mungkin tampak atau tidak tampak, dan meski dianggap sebagai kecenderungan alamiah dari psikologi manusia, etnosentrisme memiliki konotasi negatif di dalam masyarakat.4 Secara sederhana etnosentrisme adalah keyakinan atau anggapan bahwa suatu budaya lebih baik budayanya dibandingkan dengan budaya yang lain. Hampir setiap daerah memiliki kebudayaannya masing-masing dan menganggap bahwa budayanya tersebut lebih baik dari budaya yang lain. Begitupun dengan daerah Kabupaten Sukabumi. Budaya-budaya yang ada di daerah sukabumi sangatlah banyak, meskipun budaya tersebut tidak hanya ada di daerah  Sukabumi. Misalnya pencak silat. Pencak silat memang banyak dilakukan diberbagai daerah, tetapi di daerah sukabumi kegiatan tersebut sangatlah masing sering di jumpai terutama daerah Jampang. Mungkin karena masih jauh dari kata modern sehingga para remajanya masih bersemangat menjalankan kebudayaan-kebudayaan yang sebenarnya sudah dianggap tidak kekinian oleh beberapa masyarakat modern. Selain pencak silat,tradisi yang kental membuat masyarakat Sukabumi yakin bahwa Sukabumi memang termasuk masyarakat yang hingga saat ini masih membudidayakan tradisi leluhur dan masih sangat mempercayai dampak dari dilakukan ataupun di tinggalkannya suatu tradisi tersebut. Beberapa tradisi yang dianggap masih kental oleh masyarakat Kabupaten sukabumi 
                                                          
 4 https://id.wikipedia.org/wiki/etnosentrisme 
1. Upacara sebelum penanaman padi. Tak hanya menanam padi di sawah berair saja untuk menyuburkan tanaman padi. Tetapi masyarakat sukabumi sangat mempercayai dengan ritual-ritual yang harus dilakukannya sebelum penanaman padi itu dilakukan. Darimulai tebar ( sunda ), sebelum tebar itu dilakukan maka masyarakat harus datang dulu ke leluhurnya atau orang pinter akan hal demikian untuk mempertanyakan harus hari apa padi tersebut di tebar kan. Setelah itu, saat penanaman padinya harus ada menyan yang diletakan dalam ‘tapas’ kelapa lalu dibakar. Tradisi ini dipercayai dapat terhindarnya dari hama serta gagal panen.  2. Keramahannya Masyarakat sukabumi sendiri merasa bangga akan tradsi ramah yang dimiliki hampir setiap individu khusunya dari daerah Kab Sukabumi. Bagaimana tidak, saya sangat sering menyambut orang yang tidak saya kenal ketika diperjalanan meskipun masing-masingnya masih dalam keadan mengendarai motor tetapi saling sapa dan melambaikan tangan masih kerap dilkukan. Dan saya sangat jarang atau bahkan belum pernah menemui perlakuan begitu di daerah-daerah lain. Contoh lainnya adalah ketika saya mengunjungi warung-warung pinggir jalan. Hampir setiap kali saya berhenti orang yang punya warung tersebut selalu menyapa dari mana, mau kemana, dan hal-hal lainnya yang sekiranya memang tidak ada urusannya untuk mereka tetapi dengan demikian justru kami merasa di ayomi dan dihargai.  2.7 Rasisme  
Rasisme adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu – bahwa suatu ras tertentu lebih superior dan memiliki hak untuk mengatur ras yang lainnya.5 
2.7.1. Telapak Tangan Kasar 
  Bentuk rasisme yang didapat dari salah satu narasumber yang berasal dari sumedang menceritakan pendapatnya mengenai orang Sukabumi yang memiliki telapak tangan yang kasar. Memang banyak dijumpai demikian dikarenakan masyarakat sukabumi cenderung gigih dan 
                                                          
 5 https://id.wikipedia.org/wiki/rasisme 
bekerja keras dalam melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan fisik. Ini sudah dijelaskan dibagian stereotip mengenai gigih dalam bekerja dan malas dalam belajar atau berfikir. Contoh konkret dari rasisme mengenai hal ini adalah ketika orang yang bertangan kasar lebih didahulukan dalam pengerjaan hal-hal yang berat dan membutuhkan energi yang lebih. Hal demikian terjadi karena masyarakat yang merasa tangannya lembut dianggap tidak semampu seperti yang memiliki telapak tangan yang kasar.  


BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan  

Kebudayaan merupakan pengetahuan yang merupakan system ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, kebudayaan membentuk karakter manusia dalam tindakan-tindakan yang dilakukan sehari-hari.  Setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Seiring dengan berjalannya waktu, di era globalisasi dan kemajuan teknologi seperti saat ini tidak dipungkiri masuk juga kebudayaan asing sehingga terjadi interaksi antara berbagai kebudayaan. Masuknya budaya asing dan hubungan antar budaya tersebut membuat masyarakat dipengaruhinya. Sebagai contohnya masyarakat dapat melupakan atau bahkan meninggalkan budaya atau tradisi dari daerah aslinya.  Dengan dibuatnya makalah ini,besar harapan kami agar masyarakat Indonesia khusunya Kabupaten Sukabumi dapat kembali mengetahui budaya-budaya yang sudah hampir punah itu sehingga diharapkan dengan bertambahnya pengetahuan mereka menjadikan masyarakatnya lebih ingin menjaga dan kembali membudidayakan kebiasan atau budaya dari daerahnya masingmasing.  

b. Saran 
Kita sebagai manusia yang berbudaya harus dapat berprilaku sesuai norma atau aturan yang menjadi kebudayaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita.  Sebagai manusia yang tidak ingin tertinggal oleh zaman tentu kita selalu mengikuti kemajuan teknologi namun kita sebagai manusia yang mempunyai budaya juga harus tetap membudidayakan budaya-budaya yang telah sejak lama ada dan perbedaan budaya dari setiap daerah tidak menjadikannya sebagai suatu permasalah tetapi justru keuinikan yang bisa kita saling bagikan kepada masyarakat yang berbeda daerah. Sehingga menjadikan bertambahnya wawasan bagi setiap individu.  


0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

10 top makanan disukabumi

About

Popular Posts

Blog Archive